Bali Terkini – Calon Gubernur Bali, Wayan Koster menyinggung gubernur sebelum dirinya tidak memiliki program besar. Karenanya ia mengajak masyarakat agar memilih dirinya bersama Nyoman Giri Prasta yang memiliki program visioner dan pro raykat.
Hal tersebut terungkap dalam kampanye Koster-Giri di wilayah Kelurahan/Kecamatan Seririt, Selasa (22/10). Pada kesempatan itu Koster menyebut saat ini banyak bus wisata lewat jalur shortcut dari Jembrana. Yang menurutnya berimplikasi pada okupansi hotel di Buleleng, sehingga ekonomi masyarakat Buleleng semakin hidup.
“Kalau dulu tidak bisa membangun shortcut. Setelah Koster gubernur baru bisa membangun (shortcut). Betul apa tidak? Senang apa tidak?,” ucapnya kepada para masyarakat yang hadir.
Selain itu Turyapada Tower juga sudah dibangun dan sudah selesai, serta akan segera difungsikan. Tidak hanya sebagai pemancar, Turyapada tower ini juga difungsikan sebagai tempat wisata. Di mana pada tahun 2025 akan dibangun kawasan dan jalan masuknya.
“Turyapada tower ini lebih bagus dari tower-tower di dunia. Sebab di dalamnya terdapat beragam fasilitas. Misalnya planetarium, jembatan kaca, museum, dan sebagainya. Di Indonesia nggak ada tower seperti itu. Baru Bali yang punya, dan yang punya ide adalah Wayan Koster serta dibangun di Buleleng,” ucapnya.
Koster menambahkan, Turyapada Tower ini akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Buleleng, supaya ekonomi masyarakat Buleleng meningkat. Seimbang dengan di Bali Selatan.
“Buleleng ini sangat tertinggal. Jika tidak dibuatkan tempat ekonominya, maka Buleleng tidak akan pernah maju. Baru sekarang setelah Koster gubernur, bisa membangun ini. Dan akan menjadi tempat perkembangan ekonomi masyarakat di Buleleng,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Koster juga mengungkit pada masa gubernur sebelumnya satupun tidak ada janji yang terpenuhi.
“Yen ne pidan, satupun janjinya nggak ada yang terpenuhi. Beneh sing? Janji doang, ape sing ade. Shortcut, shortcut, shortcut, ape sing ade. Tower apalagi, sing ade,” ungkapnya.
Koster juga mengatakan pada periode pertama ia menjabat sebagai Gubernur, sudah 17 SMA/SMK dibangun di Bali. Sedangkan sebelum dia menjabat sebagai Gubernur, satupun tidak ada pembangunan SMA di Bali.
“Makanya Tityang kualahan. Begitu Tityang gubernur, anak lulusan SMP banyak tidak bisa tertampung di SMA negeri (karena) kekurangan sekolah. Tityang langsung tancap gas. 17 SMA/SMK Negeri dibangun di seluruh Bali,” ujarnya.
Begitupun apabila masyarakat Seririt butuh SMA/SMK Negeri. Koster menegaskan pihaknya pasti akan membangun sekolah di periode keduanya.
“Jeg beres. Pis ne sing liu, anggaran cuma Rp 25 miliar. Jeg beres, ape buin alih,” serunya. (Pan)