Bali Terkini – Desa Jatiluwih, yang terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, adalah salah satu desa yang kaya akan potensi alam dan budaya. Desa ini terkenal dengan keindahan sawah teraseringnya yang merupakan bagian dari situs warisan dunia UNESCO. Selain keindahan alam, Desa Jatiluwih juga memiliki visi yang kuat untuk memajukan masyarakatnya melalui program “Catur Swadharmaning Desa Jatiluwih.” Visi ini diimplementasikan dalam berbagai misi, salah satunya adalah pemberdayaan masyarakat desa menuju kehidupan yang lebih maju, mandiri, dan sejahtera.
Dalam rangka mendukung terwujudnya visi ini, Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar melalui Fakultas Pertanian menggelar kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat Desa Jatiluwih. Kegiatan ini dipimpin oleh tim dosen yang terdiri dari Ni Putu Sukanteri (Dosen Program Studi Agribisnis), Ni Putu Eka Pratiwi (Dosen Program Studi Agroteknologi), serta Tiara Carina (Dosen Program Studi Ekonomi dan Bisnis). Fokus utama dari kegiatan pengabdian ini adalah pengembangan home industry atau industri rumahan, yang diharapkan dapat menjadi salah satu pilar ekonomi desa.
Home industry di Desa Jatiluwih merupakan salah satu bentuk usaha yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi lokal, seperti hasil pertanian, kerajinan tangan, serta produk olahan makanan dan minuman khas desa. Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan dapat lebih mandiri dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki daya saing di pasar, baik lokal maupun nasional. Kegiatan ini juga berupaya untuk memfasilitasi pemasaran produk-produk tersebut, dengan memanfaatkan potensi agribisnis yang sudah ada di sekitar desa.
Aktivitas agribisnis yang berkembang di Desa Jatiluwih meliputi agrowisata, pasar tradisional, kawasan heritage, dan pura Khayangan Jagat, yang semuanya menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain itu, sektor kuliner dan warung-warung tradisional di desa ini juga turut berperan sebagai pusat pemasaran produk-produk lokal. Masyarakat desa yang terlibat dalam industri rumahan dapat memasarkan produk mereka melalui berbagai jalur ini, sehingga memperkuat perekonomian lokal.
Namun, menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif di desa ini bukanlah hal yang sederhana. Proses ini melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan, seperti sumber daya manusia, teknologi, modal, hingga regulasi pemerintah. Kompleksitas ini menuntut kerjasama yang erat antara berbagai pihak, baik dari pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, hingga masyarakat desa itu sendiri. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini tidak hanya berfokus pada pelatihan teknis dalam menghasilkan produk, tetapi juga mendorong terjalinnya interaksi dan komunikasi yang baik antara seluruh lapisan masyarakat.
Dalam kegiatan ini, masyarakat diajak untuk berkolaborasi dan berbagi pengalaman satu sama lain, sehingga tercipta sebuah ekosistem bisnis yang sehat dan mendukung keberlanjutan home industry di Desa Jatiluwih. Tim pengabdian dari Unmas Denpasar juga memberikan pendampingan dalam aspek manajemen usaha, pemasaran, hingga inovasi produk agar produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat dapat terus bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Dengan adanya interaksi yang baik antar berbagai elemen masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan Desa Jatiluwih dapat menjadi contoh desa yang berhasil memajukan perekonomian lokalnya melalui pemberdayaan masyarakat dan pengembangan industri rumahan. Selain memperkuat sektor ekonomi, upaya ini juga dapat melestarikan budaya dan tradisi lokal, sehingga Jatiluwih tetap menjadi salah satu destinasi wisata yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya dan produk lokal yang unggul.