Bali Terkini – Apresiasi terhadap respon cepat BWS Bali ini berawal dari kehadiran Dr. I Nyoman Sugawa Korry memenuhi undangan Klian Subak dan Bendesa Adat Tegallenga pada saat piodalan di Pura Puseh Desa Adat Tegallenga.
Pada saat itu, disampaikan aspirasi dan keluhan klian subak atau banyaknya saluran irigasi petani yg mengalami pendangkalan akibat dari sedimentasi. Pendangkalan saluran irigasi ini berdampak terhadap sekitar 200 ha sawah atau sekitar 400 kk petani yang tidak bisa menanam padi secara maksimal. Dahulu petani bisa tiga kali panen, sekarang hanya bisa sekali saja.
Hal ini mengakibatkan tergerusnya pendapatan para petani sebagai sumber utama penghasilannya. Tahun 2020 pernah dibantu alat berat, tetapi baru bekerja sebentar sudah ditarik karena alasan covid 19. Akan tetapi selanjutnya tidk dilanjutkan dan pendangkalan tidak tertangani.
Atas masukan klian subak yang dibenarkan oleh klian Adat Tegallenga, selanjutnya Sugawa Korry melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait. Koordinasi ini direspon dengan cepat oleh BWS Bali dengan mengirim tim untuk meninjau lapangan dan tanggal 29 Juli 2024 sudah dikirim satu alat berat yang sudah mulai bekerja dilapangan.
“BWS merespon cepat penanganan kelapangan atas koordinasi yang dilakukan. Alat berat sudah dikirim dan langsung dikerjakan,” ucap Sugawa.
Untuk lebih memantapkan koordinasi, Sugawa Korry tgl 30 Juli juga dilakukan koordinasi melalui kunker sebagai Wakil Ketua DPRD Bali yang dilaksanakan dikantor Camat Seririt. Pertemuan tersebut dihadiri klian-kelian subak dan beberapa Kepala Desa yang subaknya terdampak, Camat Seririt, Kadis Pertanian Buleleng, PUPR Provinsi dan BWS Bali.
Banyak hal yang muncul dalam diskusi tersebut, seperti masalah sampah yang masuk ke saluran irigasi dan sawah – sawah. Pengecekan dam Banjarasem yang terbengkalai sejak 7 tahun yang lalu, dan dampak galian C terhadap sidementasi saluran irigasi.
Dari diskusi yang transparan, tahap pertama pengerukan pendangkalan saluran irigasi akan dituntaskan sepanjang 7 sampai dengan 8 km sampai dengan desember 2024.
“Diharapkan bisa selesai semua di tahun 2025. Cek dam Banjarasem agar segera ditangani dan diusulkan Tahun Anggaran 2025, karena ini mengakibatkan sawah tidak teraliri air. Galian C agar dilaksanakan pembinaan dan tindakan sesuai dengan ketentuan yang ada. Serta diharapkan peran serta Satpol PP Kecamatan lebih dimaksimalkan,” imbuhnya.
Para Kelian Subak dan Kepala Desa menyambut gembira dan berharap bisa ditindak lanjuti dengan se baik – baiknya. (pan)