Bali Terkini – Infrastruktur yang kurang di Buleleng menjadi salah satu penyebab kurang berkembangnya daerah. Untuk itu perlunya pembangunan Infrastruktur yang masif di Buleleng untuk pengembangan daerah yang berkelanjutan dan bisa dinikmati oleh masyarakat. Sugawa-Suardana berkeinginan untuk mewujudkan Infraktruktur tersebut dengan dukungan satu jalur dari Pemerintah Pusat.
Hal tersebut diungkapkan Paslon Bupati/Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sugawa Korry dan Gede Suardana saat Uji Publik Calon Pemimpin Den Bukit Tahun 2024 yang digelar oleh Undiksha Singaraja, Sabtu (19/10) pagi. Uji Publik ini langsung sebagai moderator Rektor Undiksha Singaraja, I Wayan Lasmawan. Sugawa-Suardana menyampaikan Visi dan Misinya dalam uji public dan disampaikan kepada Guru Besar maupun mahasiswa yang ada di Kampus tersebut.
Menurut Sugawa Korry, dirinya sebagai putra Buleleng sangat bangga terhadap daerahnya, dimana Buleleng pernah menjadi Ibu Kota Sunda Kecil dan juga pusat pendidikan. Namun kesenjangan infrastruktur mulai nampak ketika terjadi pemindahan Ibu Kota. Karena hampir semua kegiatan baik pendidikan dan pembangunan serta pariwisata mengalir ke selatan. Sedangkan Buleleng dijadikan daerah penunjang pariwisata berdampak pada lambatnya pembangunan inftrastruktur.
“Untuk merubah paradigma ini perlunya adanya perubahan yang mendasar yakni mewujudkan ‘Buleleng Sakti Berbudi’ sebagai implementasi dari Visi dan Misi dari Sugawa-Suardana. Kami yang satu jalur dengan Presiden Terpilih akan mewujudkan Buleleng yang lebih baik kedepannya dengan pembangunan yang masif. Seperti infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Selain itu mewujudkan Trisula Investasi yang sudah dikoordinasikan dengan Presiden Terpilih dengan mewujudkan Bandara di Bali Utara, Pengembangan Pelabuhan Celukan Bawang dan mendorong investasi untuk produk-produk pertanian di Buleleng,” ucap Sugawa.
Sugawa juga mengatakan untuk mewujudkan pembangunan di Buleleng, Ia berkomitmen untuk Buleleng bebas dari Korupsi.
“ seperti contohnya di negara China, Singapore maupun Jepang yang menerapkan pemerintahan bebas korupsi maka tingkat kepercayaan kepada pemerintah akan tinggi. Untuk itu kedepan tidak ada lagi investasi di Buleleng yang mengedepankan ‘wani piro’ sebelum rekomendasi turun, tidak ada lagi sogok menyogok dalam penentuan jabatan sehingga tingkat kepercayaan kepada daerah akan semakin menigkat, dan mewujudkan pembangunan secara masif akan lebih mudah serta terarah,” imbuh Sugawa.
Untuk mewujudkan Singaraja sebagai Kota Pendidikan tidaklah sulit, karena Buleleng memiliki Undiksha sebagai kampus terbesar di Buleleng. Undiksha juga memiliki beberapa Guru Besar dan Ahli dalam beberapa bidang yang bisa diajak untuk menyusun Grand desain dalam mewujudkan Singaraja sebagai Kota Pendidikan.
“Kita memiliki Undiksha dengan Ahli-ahli pendidikan didalamnya tentunya akan diajak menyusun Grand Desain Kota Pendidikan. Untuk anggaran akan di koordinasikan dengan DPRD dalam mewujudkan hal tersebut, asalkan semuanya bersepakat dan berkomitmen untuk mewujudkan Kota Pendidikan tersebut,” kata dia.
Komitmen ini juga diperkuat oleh Calon Wakil Bupati Buleleng, Gede Suardana. Menurutnya semua kampus yang ada di Buleleng agar bisa berkolaborasi dalam mewujudkan Singaraja Sebagai Kota Pendidikan. Karena saat ini indeks pendidikan Buleleng masih sangat rendah di angka 57 persen. Dan wacana Kota Pendidikan sudah dari dahulu digemakan akan tetapi hingga kini belum terwujud.
“kita harus mewujudkan mimpi ini, dan kita mengajak seluruh kampus di Buleleng untuk mewujudkan Singaraja sebagai kota pendidikan. Kami berkomitmen agar jenjang pendidikan anak-anak di Buleleng bisa hingga lulus perguruan tinggi. Kami berkewenangan dari tingkat SD hingga tingkat SMP, di Provinsi ada Paket Mulia-Pas yang berjanji akan memberikan bea siswa untuk jenjang SMA hingga perguruan tinggi. Saya juga meminta agar kampus juga memberikan bea siswa tambahan kepada mahasiswa. Jika semua kompak dan berkomitmen maka upaya mewujudkan Singaraja sebagai Kota Pendidikan bisa tercapai,” kata Suardana. (Pan)