SEMARAPURA– Kabupaten Klungkung meraih penghargaan juara II dalam lomba Fashion Show Wastra Nusantara yang diselenggarakan di panggung utama Hall B Jakarta Convention Center, Senayan.
Lomba ini merupakan bagian dari rangkaian Rapat Kerja Nasional XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) tahun 2024.
Dalam penampilannya, Klungkung mempersembahkan busana yang menggunakan kain cepuk, sebuah tenun khas dari Nusa Penida.
Ketua Dekranasda Kabupaten Klungkung, Ny. Wiryani Jendrika, bersama Asisten Bupati Luh Ketut Ari Citrawati turut hadir untuk menyaksikan pagelaran busana ini.
“Kami sangat senang Klungkung dapat meraih juara pada lomba busana Apkasi tahun ini. Meskipun belum menjadi yang terbaik, namun prestasi ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya di mana kami hanya meraih juara III. Selamat kepada desainer atas dedikasinya, semoga produk cepuk Nusa Penida semakin dikenal dan diminati di pasar lokal maupun regional,” ujar Ny. Wiryani Jendrika.
Kepala Dinas Perizinan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPMPTSP) Kabupaten Klungkung, Made Sudiarkajaya, yang juga merupakan desainer busana dalam kompetisi ini menjelaskan tema yang diangkat oleh Klungkung adalah “The Royal Secret Of Life Ceremony”.
Busana yang dipamerkan menggambarkan siklus kehidupan masyarakat Bali, dari upacara raja sewala hingga pernikahan dan kelahiran kembali dalam siklus kehidupan yang disebut “The Royal cycle of life ceremony”.
“Kami menggunakan tenun cepuk Nusa Penida dengan proses pewarnaan alami sebesar 80% dan 20% menggunakan bahan kimia. Tiga warna utama yang kami gunakan adalah merah, hitam, dan putih, yang mencerminkan warna tridatu,” jelas Sudiarkajaya.
Proses pembuatan busana ini memakan waktu satu tahun untuk proses tenun dan pewarnaan alami, serta sebulan untuk proses penjahitan.
“Saya berharap produk gaun ini, sebagai desainer, dapat bertanggung jawab terhadap keberlanjutan produk lokal, khususnya tenun cepuk, sehingga dapat bersaing di pasar global dan dicintai oleh masyarakat dalam dan luar negeri,” tambah Sudiarkajaya.
Kriteria penilaian dalam lomba ini mencakup penggunaan bahan dan desain yang memperlihatkan kearifan lokal, aksesoris budaya lokal, pengetahuan desain terhadap bahan, tata rias dan tatanan rambut, serta detail dan kekuatan jahitan.
Prestasi ini membuktikan bahwa Klungkung mampu mengangkat kearifan lokalnya ke tingkat nasional dan internasional melalui inovasi dan kreativitas dalam bidang fashion dan budaya. (dkk)