Bali Terkini – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Bee Jamur, yang berlokasi di Desa Peguyangan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, telah berhasil melakukan inovasi berkelanjutan dalam produksi jamur tiram. Sejak didirikan pada tahun 2016, UMKM ini terus berkomitmen untuk memenuhi tingginya permintaan pasar terhadap jamur tiram, terutama dengan semakin berkembangnya sektor pariwisata dan restoran di Bali. Namun, seiring dengan peningkatan produksi, muncul tantangan baru, yaitu pengelolaan limbah baglog media tanam yang digunakan dalam budidaya jamur tiram.

Limbah baglog selama ini hanya dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan secara maksimal. Padahal, baglog tersebut mengandung unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang dapat diolah menjadi pupuk organik berkualitas tinggi. Menyadari permasalahan dan potensi ini, Tim Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari dosen Jurusan Program studi Agroteknologi yang di ketuai oleh Ramdhoani, S.Si., M.Si beserta anggota Ni Putu Eka Pratiwi, S.P., M.P, dan Luh Putu Yuni Widyastuti, S.P., M.Si dari Universitas Mahasaraswati Denpasar menyelenggarakan pelatihan pengolahan limbah baglog menjadi pupuk organik. berinovasi dengan memanfaatkan limbah baglog sebagai bahan utama pupuk organik yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki nilai ekonomis, Minggu (18/8).
Dalam upaya mewujudkan produksi jamur tiram yang berkelanjutan tanpa limbah, Bee Jamur bekerja sama dengan dosen dari Unmas Denpasar untuk mengembangkan teknologi pengolahan limbah melalui metode pengomposan aerobik. Program pelatihan dan edukasi telah diberikan kepada para pekerja dan mitra UMKM, dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam memproduksi pupuk organik. Hasilnya, kini Bee Jamur mampu mengolah limbah baglog menjadi produk yang lebih bernilai, sekaligus mendukung kesuburan tanah bagi para petani.
Langkah inovatif ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga membantu Bee Jamur mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang mahal. Pupuk organik yang dihasilkan dari limbah baglog telah diuji memiliki kualitas tinggi dan mampu meningkatkan produktivitas tanaman, sehingga diminati oleh pasar lokal.
“Pengelolaan limbah adalah bagian dari komitmen kami untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Ibu Ni Wayan Purnami Rusadi (Emick), pemilik UMKM Bee Jamur. “Dengan mengolah limbah menjadi pupuk organik yang bernilai ekonomis, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian dan pertanian di Bali.”
Inovasi ini menjadikan Bee Jamur sebagai pelopor dalam praktik produksi jamur tiram yang ramah lingkungan dan efisien. Ke depan, Bee Jamur berencana memperluas jaringan distribusi pupuk organik dan berkontribusi lebih besar dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan di Indonesia.
UMKM Bee Jamur telah membuktikan bahwa produksi tanpa limbah bukan hanya mimpi, tetapi dapat diwujudkan dengan inovasi dan komitmen yang kuat untuk menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kelestarian lingkungan.